Masih kah disebut ibu?

Ini adalah kisah masa kini yang menimpa segelintir wanita jaman sekarang.  Hanya segelintir saja, saya yakin.

Mengenai seseorang yang disebut Ibu.

Tentu wanita yang ingin menjadi ibu seharusnya menjadi istri terlebih dahulu.  Tapi jaman sekarang segelintir ibu bukanlah seorang istri.  Beberapa anak, lahir tanpa Bapak. Beruntungnya beberapa di antara anak tersebut mendapatkan Bapak beberapa saat sebelum dia dilahirkan.

Seorang ibu seharusnya mengandung dulu selama sembilan bulan. Menghadapi mual, muntah, susah tidur, dan lelah yang bertambah-tambah. Tapi anehnya beberapa ibu jaman sekarang tidak perlu lagi mengandung, mereka bisa menitipkan anak mereka di rahim ibu pengganti.

Ketika ingin berjumpa dengan bayi mereka, seharusnya ibu melahirkan bayi mereka. Dengan menahan pembukaan dari satu sampai sepuluh.  Belasan jam bahkan puluhan jam merasakan sakit demi sakit kontraksi persalinan. Mengusap peluh dan mempertaruhkan nyawa demi melahirkan bayi yang sangat dirindukan.   Tapi segelintir ibu tidak perlu melahirkan, bayi mereka bisa 'dilahirkan' oleh dokter, tinggal memilih tanggal cantik saja. Beberapa terpaksa karena kondisi darurat, sebagian lagi memilih demikian.

Seorang ibu biasanya menyusui bayi-bayi mereka dengan ASI yang akan menjelma menjadi darah dan daging anak-anak mereka, menguatkan imunitas, dan menambah kedekatan batin dengan anak mereka. Namun segelintir ibu sekarang tidak lagi menyusui bayi mereka, sudah ada susu formula.

Seorang ibu biasanya mengurus dan mendidik anak-anak mereka.  Tapi jaman sekarang segelintir ibu tidak perlu lagi mengurusi anak-anak mereka, cukup diberikan semua urusan repot tersebut kepada baby sitter. Urusan makanan dan memandikan tidak perlu turun tangan lagi. Akhir bulan tinggal membayar upahnya.

Seorang ibu seharusnya mengajarkan keterampilan berbicara, mengawasi dan menemani anak bermain. Tapi sekarang, segelintir ibu tidak perlu berlelah-lelah lagi begitu, sudah ada tablet dan hape berisi game dan berbagai aplikasi edukasi. Serahkan saja benda persegi panjang itu, maka anak-anak akan diam dan tidak mengganggu lagi.

Ibu, sebuah kata mulia yang terkorup oleh jaman. Mari sama-sama kita bercermin ibu, sambil menghela napas berat, sambil menahan tusukan panah pilu di hati, atau sambil mengusap air mata jika perlu.  Pantaskah kita disebut ibu?

0 Komentar untuk "Masih kah disebut ibu? "

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top