Ibu Berkorban Sejak Gadis

Menghadapi datang bulan tidaklah mudah, meskipun itu sudah menjadi hal rutin. Umumnya perempuan akan mengalami beberapa gangguan ketika tiba jadwal haid. Ada yang ringan seperti sekedar kurang enak badan, kurang semangat, atau nyeri ringan pada perut atau pinggang. Sebagian lain memiliki gangguan yang lebih berat seperti rasa sakit perut yang hebat, sakit kepala, sakit pinggang, hingga demam.

Bagi perempuan rasa sakit ketika haid adalah hal yang lumrah. Hal biasa namun tetap tidak mengurangi rasa sakitnya. Saya sendiri menganggap rasa sakit ketika haid sebagai latihan rutin bagi wanita untuk mengahadapi persalinan suatu saat nanti. Anggap saja tryout.
Menurut teman-teman saya yang juga sesama pesakitan berat ketika haid, sakit melahirkan itu puluhan kali lipat lebih parah daripada nyeri haid. Are u kidding me? Yang sekarang aja kadang bisa bikin kita hampir pingsan, atau minimal tersungkur sambil menahan nafas sejenak, berharap hal itu bisa sedikit mengurangi nyeri.

Selain ke teman yang sudah melahirkan, pernah juga saya tanya ke mamak tentang rasanya melahirkan. Mamak menjawab setiap kalian yang lahir, taruhannya nyawa mamak. Bayangkan sendirilah gimana sakitnya, makanya kalau mamak ngomong kalian gak mau dengar, sakit kali rasanya. Hehe.. mamak sambung jawabannya pake curhat.

Tapi benar Allah maha penyayang, Allah tidak menyia-nyiakan pengorbanan hambanya. Dibalik kesakitan itu Allah menjanjikan pahala yang besar bagi wanita yang melahirkan. Ampunan atas segala dosa-dosanya. Ada lagi janji yang lebih baik dari itu?

Dalam Islam posisi ibu juga begitu mulia. "...Ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu..." mengutip sabda Rasulullah SAW. Benar saja, seorang ibu sudah bersusah payah bahkan sejak sel telur mulai diproduksi di tubuhnya. Sejak baligh seorang wanita sudah harus memikul rasa sakit setiap masa haid datang. Apa lagi nanti ketika melahirkan dan menjadi ibu.

Ironisnya sebagian kaum laki-laki kerap menyepelekan hal ini. Contoh saja ketentuan cuti. Hampir semua perusahaan mencantumkan cuti haid untuk karyawati dalam perjanjian kerjanya. Namun dalam pelaksanaannya, jarang sekali ada wanita yang diijinkan menjalankan cuti ini. Alasannya nyinyir sekali "enak sekali tiap bulan dapat cuti, kami terus yang kerja kalau gini". Seharusnya kita do'akan saja "ya Allah kata mereka sakit perut dan sakit pinggang ketika haid itu enak ya Allah, timpakan kepada mereka Ya Allah dua hari saja, biar mereka guling-guling di lapangan." tapi jangan diaminkan :)

Makanya berbaktilah pada Ibu, sayangi dia, jangan nelpon aja jarang. Padahal gak semua mama minta pulsa :)
0 Komentar untuk "Ibu Berkorban Sejak Gadis"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top