Mamak dulu :)

Sepulang kantor aku lebih sering pergi ke tempat penjual buah yang berjarak beberapa ruko dari kantorku. Penjual buah itu adalah saudaraku, biasa kukatakan begitu pada orang-orang. Walau sebenarnya mereka, suami-istri paruh baya itu adalah sahabat orang tuaku.

Istrinya yang biasa aku panggil miwa adalah sahabat mamak di kampung dulu. Dari miwa kudengar cerita muda mereka. Bahwa setiap menjelang ashar mereka tiga bersahabat, satu lagi aku tidak kenal, pasti akan menuju sungai untuk mandi dan bergurau bersama.

Miwa mendeskripsikan mamak sebagai seorang gadis cantik berambut panjang. Dari foto mamak ketika muda memang kuakui wajahnya begitu manis. Kulitnya tak sekuning aku. Kulitnya coklat cerah dan pipinya padat. Matanya coklat sedangkan hidungnya lurus mancung. Badannya tinggi semampai. Tidak gemuk juga tidak kurus. Wajar saja Bapak jatuh cinta hingga terguling-guling begitu.

Di masa mudanya mamak adalah gadis yang cantik dan aktif di bidang seni dan olahraga. Mamak atlit voli dan badminton. Ia juga anggota paskibraka. Ia cuek. Banyak lamaran dari anak orang kaya di Sigli yang datang padanya. Tapi kejujuran dan kewibawaan Bapak, sebagai sosok anak muda yang sangat disegani dan didengar pendapatnya sejak masih mahasiswa telah memenangkan hati Mamak, hingga bersedia menikah.

Mamak adalah sosok berprestasi di bidangnya. Ia pernah hampir mewakili Aceh untuk seleksi paskibra ke istana negara, Jakarta. Tapi sayang, gagal karena ia tidak bisa bermain gitar ketika seleksi bakat seni digelar di Banda Aceh. Namun begitu ia bukanlah orang yang suka belajar. Ia tidak suka pelajaran eksak, terutama matematika yang terlalu serius.

Aku adalah leburan antara Mamak dan Bapak. Kombinasi antara mamak yang santai dan bapak yang serius. Aku cuek tapi penggemar semua pelajaran eksak, makin rumit makin menantang. Untuk seni dan olahraga, aku memilih berakrab ria dengan gurunya, supaya nilai bisa request tanpa perlu bersusah-susah ujian :)

Masih bisa kubayangan mamak ketika aku masih kecil dulu. Ketika ia masih kurus dan cantik. Ia sering memaksa Aku, Kak Dewi, dan Abang bangun pagi untuk ikut lari pagi bolak-balik di jalan depan rumah. Jika adikku najir sudah menangis, menandakan ia sudah bangun, barulah kami kembali ke rumah. Tentang adikku nabila, aku belum tahu dia dimana, saat itu sekitar tahun 1993. Cerita nabila baru datang 15 tahun kemudian.

posted from Bloggeroid

0 Komentar untuk "Mamak dulu :)"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top