Rima

Aku merekat kata demi kata yang kurasa serima

Walau puisi tak harus berakhir di huruf yang sama

Namun bagiku, berliku lalu berakhir kaku ibarat puisi dan hidup. Seperti juga pesawat. Lalu semua.

Seperti bayi yang menggeliat lalu barlari hingga bisa melompat dan membalap

Lalu ia akan menua dan lambat

Akhirnya kaku dalam sebuah raga tanpa jiwa

Kuceritakan pula pesawat yang berlari dan terbang

Meliuk-liuk mencari jalan

Lalu harus terduduk kaku di pendaratan

Lantas kita juga sama.

Di awal kau siapa aku siapa.

Kita berteman dan bertengkar.

Sampai kita bersemu kaku dalam senyum di sana.

Pelaminan kita.

Atau dalam rasa hampa karena kita tiada takdir bersama.

0 Komentar untuk "Rima"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top