Aku merekat kata demi kata yang kurasa serima
Walau puisi tak harus berakhir di huruf yang sama
Namun bagiku, berliku lalu berakhir kaku ibarat puisi dan hidup. Seperti juga pesawat. Lalu semua.
Seperti bayi yang menggeliat lalu barlari hingga bisa melompat dan membalap
Lalu ia akan menua dan lambat
Akhirnya kaku dalam sebuah raga tanpa jiwa
Kuceritakan pula pesawat yang berlari dan terbang
Meliuk-liuk mencari jalan
Lalu harus terduduk kaku di pendaratan
Lantas kita juga sama.
Di awal kau siapa aku siapa.
Kita berteman dan bertengkar.
Sampai kita bersemu kaku dalam senyum di sana.
Pelaminan kita.
Atau dalam rasa hampa karena kita tiada takdir bersama.
0 Komentar untuk "Rima"