Sepuluh Tahun Lagi

Sepuluh tahun lagi semua akan berbeda. Umur jelas sudah jauh bertambah. Walau memang masih belum begitu tua. Tapi jika takdirku lelah sekali. Mungkin saja wajahku akan sudah berkeriput di ujung-ujung mata. Walau masih guratan sedikit, pasti aku akan panik juga. Tapi jika hidupku terlalu rumit. Mungkin hanya nasi untuk hari ini yang kupikirkan.

Sepuluh tahun lagi. Saat semua mimpi-mimpi yang dibawa tidur dan jaga harusnya bersemi. Saat anak-anak sedang tertidur setelah mengerjakan PR. Saat aku sedang mendengar keluh kesahmu sebelum tidur. Semua hilang tersapu badai yang datang tiba-tiba. Murkamu saja yang nampak siang dan malam. Suara sinis terhadap kehidupan. Pulang dan memaksaku tidur bersama. Laki-laki keparat.

Sepuluh tahun lagi. Wahai pangeran yang hari ini berjanji akan selalu membahagiakan. Apa kabar setelah semua janjimu menjelma dalam omong kosong belaka? Tak ada kah sedikit malu di mukamu menatap Bapakku yang sudah tua itu?. Darinya kau mengambilku dengan menanam bibit harapan yang besar. Kini pria itu tersungkur pilu di akhir shalatnya. Mengenang cerah wajah putrinya sepuluh tahun yang lalu, samar-samar.

Sepuluh tahun lagi. Kuharap itu hanya mimpi yang putus oleh jaga.Semoga aku terbangun dalam sebuah subuh yang damai.

Putri kecil yang wajah dan rambutnya sepertiku sedang tertidur pulas. Lalu ada pangeran-pangeran muda yang senang tertawa dan pandai bercerita. Tentu saja harus ada seorang pria baik yang tepat janji di sana. Sepuluh tahun lagi aku akan benar-benar jatuh cinta padanya saja. Sepuluh tahun lagi.. kapan kita bisa memulainya?

0 Komentar untuk "Sepuluh Tahun Lagi"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top