Perempuan, Karir, Menikah

"Bagi perempuan, karir dan menikah itu harus beriringan, kalau ada salah satu yang tertinggal pasti dia galau" demikian kata-kata si perempuan dalam dialog sebuah film berjudul Aku, Kau, dan Kua.

Setelah dipikir-pikir, mengamati realita, mengobservasi status bbm, mantau isi blog teman-teman, dan sumber tak terakreditasi lainnya, kalimat si pemeran wanita itu banyak benarnya.

Kalau boleh pakai ilmu perbandingan garam dan lada di kuali, wanita bekerja yang telat menikah, biasanya lebih galau dari wanita sudah menikah tapi tidak punya pekerjaan. Umumnya wanita yang telah menikah akan lebih pede hadir di acara reunian, ketimbang wanita karir yang hadir dengan status single tanpa cincin tunangan.

Wanita yang sudah menikah dianggap sudah laku.

Wanita yang punya karir bagus namun belum menikah dianggap perawan tua yang sengsara. Walaupun usianya masih kisaran 24-30 tahun. Artinya belum masuk usia manula.

Tapi terlepas dari semuanya, persepsi tetaplah persepsi. Allah tahu yang terbaik, yang sudah terjadi itulah yang disebut takdir, yang belum terjadi masih bisa diupayakan. Maka galau hanya cocok untuk orang yang tidak berusaha, sedangkan bagi yang berusaha? Sederhana saja.

Usaha + Do'a = Tawakkal (menyerahkan segala hasil akhir kepadaNya)



0 Komentar untuk "Perempuan, Karir, Menikah"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top