Shalat Maghrib, Shalat Paling Tepat Waktu

"Maghrib-maghrib, matikan TV, shalat-shalat". Kalimat demikian lazim kita dengar di setiap rumah ketika azan maghrib berkumandang. Alhamdulillah, azan memang fungsi utamanya adalah untuk memanggil orang-orang untuk melaksanakan shalat.

Pada saat azan maghrib mesjid dan mushala penuh, di rumah-rumah orang mendirikan shalat, di cafe, warkop, juga di mall orang beramai-ramai melaksanakan shalat. Bahkan anak-anak kecil yang baru belajar shalat pun shalat pada waktu maghrib. Ya termasuk abang-abang yang jarang shalat, waktu shalatnya seminggu 8 kali, mereka memilih melaksanakan shalat maghrib tujuh kali seminggu, ditambah shalat jum'at satu kali, biar ganteng katanya.

Masuk waktu isya, saat azan berkumandang suasana mesjid tampak lengang, di rumah ada yang begitu azan langsung shalat tapi sebagian besar tetap nonton TV dan menunda shalat sampai menjelang tidur.

Waktu subuh jama'ah di mesjid bisa dihitung dengan jari tangan, itu juga selalu orang yang sama. Sebagian shalat di rumah setengah jam setelah azan, atau satu jam setelahnya, malah ada yang menjelang matahari terbit, tidak sedikit yang shalat setelah matahari benderang menyinari bumi akibat alarm di snooze sampai lima kali.

Zuhur dan ashar pun tak jauh berbeda kondisinya. Azan hanya dianggap sebagai tanda masuknya waktu shalat, bukan panggilan untuk melaksanakan shalat. Padahal tanda masuknya waktu shalat itu pada hakikatnya adalah posisi matahari.

Ada apa dengan maghrib?

Sebagian orang mengatakan waktu maghrib itu sempit, makanya harus segera dikerjakan shalatnya. Tidak juga, waktu shalat maghrib habis ketika tidak ada putih-putih lagi di langit, yakni ketika masuknya waktu isya. Ya kalau gampangnya ketika azan isya berkumandang itulah akhir waktu maghrib. Lagian kalau waktu maghrib sempit, kenapa banyak orang shalat subuh bahkan setelah waktunya habis? saat matahari sudah terbit, bahkan tidak sedikit yang meninggalkannya sekalian. Wah, itu namanya pakai standar ganda kalau kata para aktivis.

Kebiasaan

Jawabannya adalah faktor kebiasaan. Sebab bisa karena biasa. Kebiasaan yang berulang akan menjadi watak. Ketika kecil rata-rata anak diajarkan shalat di rumah pada waktu maghrib, acara TV kebanyakan dihentikan saat azan maghrib (kecuali di Aceh yang lima waktu). Orang buru-buru pulang saat masuk waktu maghrib. Kebiasaan ini menjadikan azan maghrib seolah-olah menghidupkan alarm bawah sadar kita untuk menghentikan pekerjaan apapun, kemudian shalat.

Mungkin seandainya dulu Ayah dan Ibu membiasakan semua suara azan seistimewa azan maghrib, maka bisa jadi pada semua waktu shalat mesjid selalu penuh jamaah, seruan shalat disambut secara otomatis dengan menuju tempat-tempat wudhu. Mungkin anak-anak yang bermain akan pulang dengan sendirinya untuk shalat, para remaja akan meninggalkan meja-meja di kafe untuk shalat tanpa berat hati, ya mungkin semua kegiatan akan dihentikan sejenak untuk memenuhi panggilan Illahi, shalat sehari semalam lima waktu. Wallahu'alam.

0 Komentar untuk "Shalat Maghrib, Shalat Paling Tepat Waktu"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top