Pengalaman Sebagai WorkingMom

Hey.. sekarang baby Umar sudah dua bulan. Anak bayi yang lucu, suka tertawa-tawa dan tersenyum. Kalau tidur dia bisa berputar 90 derajat, jika kubarinngkan kepalanya ke arah utara, bangun-bangun kepalanya sudah pindah ke barat. Entah bagaimana caranya anak bayi ini ngesot-ngesot padahal kalau tidur dari ketiak sampai ujung kaki masih aku bedong.

Sementara aku dan suami pergi bekerja, Umar tinggal di rumah bersama Buk Sari, demikian Umar kuajarkan memanggilnya. Sari adalah salah satu tetanggaku di sini, usianya tiga tahun lebih muda dariku. Ia sudah memiliki seorang anak laki-laki berusia tiga tahun, jadi sudah berpengalaman mengurus bayi. Sayangnya suami Sari sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu. Sangat memilukan memang, Sari harus berjuang membesarkan anaknya sendirian di usianya yang masih sangat muda. Allah mempertemukan kami melalui Ibu pemilik kontrakan kami. Beliau yang mengajaknya untuk bekerja di rumahku, menemani Umar. Alhamdulillah Allah selalu memberikan orang-orang yang begitu baik dan peduli di mana saja aku berada. Semoga Buk Sari dan Umar tetap konco yaa !! :D


Meninggalkan bayi mungil di usia baru beberapa bulan untuk bekerja adalah hal yang sangat sulit, ini memilukan dan sangat menyesakkan dada. Aku yakin banyak ibu-ibu karir lainnya di luar sana yang juga merasakan hal yang sama. Tapi mau bagaimana lagi, komitmen bekerja harus dipenuhi, masyarakat butuh dilayani, dan lagi suami masih perlu dibantu :)

Beberapa kalangan terlalu meninggikan ego dengan meremehkan kepantasan seorang wanita karir menjadi ibu. Sering dianggap meninggalkan tanggung jawab mengurus anak hanya demi uang dan jabatan. Wanita karir memang sering jadi bulan-bulanan, tapi ibu guru dan ibu petani malah sering dipuji-puji karena jasa dan keringatnya. Padahal pada hakikatnya kami ini sama-sama berkarir, hanya beda ladangnya saja. Kami sama-sama lelah. Kami juga sama-sama berusaha mencari nafkah yang halal, membantu suami kami agar tidak banyak berhutang, juga agar terpenuhi kebutuhan anak-anak.

Aku percaya, asal kita mampu memanage dengan baik, semua hal akan baik-baik saja. Sejak kehadiran Umar aku lebih banyak belajar, bagaimana mengelola tugas-tugas rumah tangga agar tidak keteteran, urusan memasak tetap jalan dengan metode-metode masak yang lebih mutakhir, Umar tetap bisa ASI eksklusif selama 6 bulan, juga tetap bisa romantis sama suami :D . And well, semuanya masih bisa berjalan lancar walau ya otomatis 'me time' nya udah gak ada, hehehe..



 


0 Komentar untuk "Pengalaman Sebagai WorkingMom"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top