Untuk Kekasihku

Itu bukan sekedar jam dinding. Gara-gara membeli jam dinding itu aku pulang kehujanan. Mendung memang sudah menggantung di langit sejak jam pulang kantor tadi. Tapi kalau tak kupaksakan membelinya maka engkau akan mengira aku lupa besok hari ulang tahunmu. Tidak bisa begitu, engkau adalah orang yang sangat penting di hidupku kini. Tak boleh merasa tak kuperhatikan.

Jam itu akan senantiasa mengingatkan kita tentang waktu. Sesuatu yang telah membawa kita ke dalam hubungan yang suci. Dengan segala usaha kerasmu di dalamnya. Ia kini membawa Umar ke pangkuan kita. Waktu juga yang nanti akan membawa kita melihat bayi kita yang mungil terus tumbuh seperti tunas yang berangsur menjadi pohon. Lalu ia juga yang akan membawa kita ke ujung pertemuan ini. Entah kau atau aku yang lebih dulu dibawanya, yang jelas semua akan dibawa pergi.

Waktu kadang membawa terik, kadang membawa hujan. Jika kini engkau merasa paceklik begitu menggerogoti, di tanganku ada sepotong roti yang bisa kita makan bersama. Jika lelah, ada aku. Jika lapar juga ada aku. Jika engkau bahagia apa lagi, aku juga siap untuk dibagi. Bagaimana? Apa masih ada hal sulit di hidupmu? Ada do'aku yang akan memelas padaNya, untukmu. Selama ada aku tenanglah. Jikapun sudah tak ada, sandarkan semua pada kehendakNya, karena aku pun begitu.

Untukmu suamiku, kuucapkan selamat ulang tahun. Teruslah mencintaiku. Teruslah belajar agar menjadi nakhoda terbaik, yang akan melabuhkan kami keluargamu dengan selamat di pelabuhan terakhir kita nanti..

0 Komentar untuk "Untuk Kekasihku"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top