Ubaidillah, anak ke 3


4 april 2022, umurnya genap 1 tahun. Dialah anakku yang ke tiga. Namanya Ubaidillah Al Ghani, Hamba Allah yang Maha Kaya. Hamba Allah adalah sebuah gelar yang paling dibanggakan oleh Rasulullah, dialah hamba dari Sang Maha Kaya, tidak ada yang kaya melebihi Tuannya, maka dia akan tumbuh menjadi orang yang tidak mengharapkan apapun selain dari Rabbnya. Nama pemberian Abi Hasbi Al-bayuni, guru saya.

Ubai memang belum pernah saya ceritakan dalam blog ini. Itu semua karena kesibukan saya semata. Dia adalah anak yang kami nanti-nantikan, dalam usaha memiliki anak ke tiga, saya sempat mengalami dua kali keguguran. Bahkan ketika saya positif hamil yang ke tiga kalinya, saya sempat mengalami pendarahan. Berbekal pengalaman sebelumnya, saya langsung pulang ke rumah mertua saat itu, dan beristirahat total selama kurang lebih 10 hari. Alhamdulillah inilah dia si ubaidillah kesayangan kami semua. Abang, kakak, ayah, dan mamak sangat berbahagia dengan kehadiran Ubai. 

Umur 1 tahun Ubaidillah sudah bisa berjalan. Dia imut sekali. Setiap memasuki kamar dia akan memanggil "Mak-mak" dan tertawa. Kami semua gemas sekali padanya. Dia senang sekali mandi di ember, lalu berpindah masuk ke ember cucian, sering dia menarik kain-kain rendaman keluar ember, memindahkan ke ember mandinya, atau memasukkan bajunya yang dipakai sebelum mandi ke dalam ember mandinya. Dia senang sekali meniru mamak menyuci. Tapi mamak repot sekali jika menyuci dengan tangan, karena sekali dia melirik mamak di kamar mandi, dia akan segera nimbrung. Tak peduli berapa kali diangkat dan dipindahkan, dia akan kembali lagi. 

Ubaidillah juga tidak rewel, dia asik dengan benda apa saja. Kadang dia mengeluarkan semua bawang dari keranjang, mengeluarkan sayur dari kresek belanjaan, melempar jeruk-jeruk nipis ke seluruh rumah, mengunyah bawang yang sudah dikupas sampai mulutnya bau bawang, sampai menggigit jagung mentah atau tempe dalam plastik. Hahaha.. ubai memang aktif sekali. Sering kami jantungan karena dia membuka lemari piring dan menarik piring dan gelas dari lemari. Dan dia sudah memecahkan sekitar 4 buah gelas dengan cara dilempar, dan membanting sebuah piring ke lantai hingga pecah. 

Jika haus, ubai akan berusaha meraih gelas di meja dan mengisinya di dispenser hingga air bertumpahan. Lalu menegak air di gelas dengan sekali tenggak, dan byurrr dia mengguyur muka sampai basah ke baju-bajunya. Ada-ada saja tingkahnya.

Di antara abang dan kakak, ubai adalah yang paling aktif. Dia beberapa kali jatuh dari kasur. Sampai-sampai mamak memilih untuk tidur di kasur santai dari pada di ranjang. Dan benar saja, begitu terkejut dia langsung merangkak keluar kamar! Pernah suatu malam saya terbangun karena mendengar ubai menangis. Saya terkejut dan mencarinya di sekeliling saya yang gelap, karena kami biasa tidur dengan lampu yang dipadamkan, ubai tidak ada, saya pun panik dan keluar kamar. Kamar kami pintunya terbuka, dan ternyata ubai sudah berdiri sambil memegang kaki meja makan dengan kondisi hoyong baru bangun tidur, berdirinya saja masih goyang-goyang. Ya ampun... 

Alhamdulillah sekarang ubai sudah paham bahaya, jika berada di pinggir tempat tidur, dia tidak akan turun begitu saja. Dia sudah paham bahwa jatuh itu sakit. Dan kini sudah tidak pernah jatuh lagi dari kasur :)
1 Komentar untuk "Ubaidillah, anak ke 3"

encik boss sayang...

write one for our princess

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top