Sejak bekerja sebagai PNS, ini kali pertama saya harus dinas luar. Tidak harus juga sebenarnya, hanya saja kaban mengajak karena saya termasuk tim proyek perubahan dalam rangkaian diklat kepemimpinan nasional beliau.
Menuju hari keberangkatan, Ayah Mertua dikabarkan sangat lemah dan ingin kami hadir di kediaman beliau. Kamipun memenuhinya. Alhasil teman-teman saya pun berangkat duluan. Saya pikir yasudah sepertinya tidak usah berangkat. Karena kebetulan Ayah anak anak juga akan dinas luar ke Banda Aceh, kasihan anak anak tinggal tanpa kami berdua.
"Yasudah kita berangkat sama sama, ayah juga mau bawa anggota ayah. Kita bawa mobil." Kata suami. Saya masih maju mundur, ikut tidak ikut. Membawa haidar dan ubay apa lagi nanti suami mau lanjut ke takengon, dan harus pulang naik mobil sewa saya pikir sangat merepotkan dan menguras energi. Karena Ubay sedang aktif aktifnya.
Namun satu sisi mau pergi, karena sudah janji sebelumnya ikut berangkat bersama teman teman, biaya dan waktu sudah terakomodir, sekalian menjumpai mamak, dan kebetulan keponakan saya Fail sudah beberapa hari dirawat di Rumah sakit jadi sekalian ingin membesuknya.
Di hari keberangkatan, tidak satupun teman ayah yang ikut. Malah adik dan iparnya yang ikut berangkat sebagai teman perjalanan sekaligus membantu menyupiri mobil. "Nanti ayah lanjut ke takengon, mamak balik saja sama Saddam dan Mukhlis bisa kan?"
Baiklah, seharusnya beliau hanya akan berangkat sendiri ke Banda dengan mobil angkutan umum. Tapi jadi berangkat sebegini ramainya karena demi saya bisa ikut dinas luar dan tidak mengalami banyak kesulitan kesulitan di perjalanan.
Tanpa banyak bicara. Begitulah cara beliau mengurus mak mak rempong ini. So let's go..
0 Komentar untuk "Dinas Luar Pertama Mamak"