Kota Asing

Usai menempuh perjalanan selama dua jam dari kota Meulaboh menuju Calang, sebuah daerah di kabupaten aceh jaya yang konon katanya masih sering dilalui babi hutan di malam hari. Di sini lah aku sekarang. Dimana? Di sebuah rumah makan di depan kantorku. Rumah makan ini tampak cukup luas dengan lantai keramik putih yang tampaknya cukup sering di pel. Di luar hujan cukup lebat, badan jalanpun tampak seperti sungai yang keruh.

Bawaan tas ransel hitam yang kujejal penuh sesak dengan baju dan perlengkapan mandi kuletakkan di kursi kosong di sebelahku. Di depannya kusandarkan  balmut, bantal selimut, yakni selimutku yg diberi resletting sehingga bisa dibentuk menyerupai bantal.

Aku duduk lesu menikmati mie aceh yang terasa kelebihan garam. Ah.. aku lupa ke ATM. Uang di kantongku hanya 20 ribu. Bagaimana jika harga mie nya 21 ribu batinku. Tapi langsung kutepis pikiran itu, tenang saja, chandra sudah bilang akan kemari, membantuku mencari kostan, mungkin sekalian membayarkan makanku. Hahh... aku tidak sedang memanfaatkan keadaan kawan.

Sudah pukul 6 sore, malaikat sudah menutup matahari sepenuhnya dengan kapas abu-abu tua.

Mana ami, temanku yang PNS, dia yang menjanjikanku tempat tinggal untuk malam ini. Dan mana chandra yang sedari setengah jam yang lalu berjanji untuk datang.

Mungkin Aku memang harus segera mencari beberapa lembar kardus bekas untuk alas tidur di depan SPBU kalau-kalau mereka tidak datang  pikirku. Di sini aku tidak punya siapa-siapa. Sayup-sayup kulihat seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan kulit coklat mendekat ke arahku, melempar senyuman bertubi-tubu ke arahku. Lesung pipi melengkung manis di wajahnya. "Hey.. thanks for coming.." ucapku, aku merasa berkawan.. aku aman.
0 Komentar untuk "Kota Asing"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top