Ada suatu syndrome yang biasanya paling hobi menyergap perempuan menjelang haid, syndrome ini biasa disebut PMS, pra menstruasi syndrome, artinya ya... itu juga, syndrome sebelum mens. PMS bersifat mempengaruhi emosi seseorang. Emosi yang meletup-letup ketika PMS membuat perasaan seorang perempuan menjadi serba mudah, mudah sedih, mudah jengkel, dan buruknya lagi mudah marah.
Sebagaimana wanita lain yang sedang PMS, akupun begitu. Sedikit dimarahi saja bisa berakibat mood buruk sepanjang hari, lalu hilang selera makan berhari-hari. Selera makan yang hilang biasanya sulit sekali dikembalikan. Mengingat hati sedang mendayu-dayu. Bayang-bayang ketika dimarahi, perasaan tak dihargai, dan perasaan dibuang mengalir begitu syahdu mengiris-ngiris hati sambil merobek-robek kenangan manis yang dulu-dulu, hingga yang tersisa hanya yang pahit-pahit saja. Dan mungkin butuh seribu bujukan agar seseorang yang sedang sepertiku ini kembali makan.
Namun sayang seribu sayang, sejak menjadi anak kost sejati yang hidup sendirian, PMS tinggal PMS. Jika aku tidak makan, tidak akan ada mamak yang akan membujukku. Jadi jika aku sakit, tidak akan ada bapak yang akan memeriksa aku di kamar. Lalu jika aku benar-benar jatuh sakit, tidak ada kakak atau adik yang akan membelikanku obat. Dan jika itu terjadi tiba-tiba, jelas tidak akan ada perbantuan yang akan datang dengan cepat menggantikanku di kantor karena persoalan jarak dan keterbatasan SDM, sehingga tidak ada libur.
Pedih pedih pedih.
Hak PMS ku dirampas sudah. But, who care about the condition?? PMS ya PMS ajah.
Fiktif
Sebagaimana wanita lain yang sedang PMS, akupun begitu. Sedikit dimarahi saja bisa berakibat mood buruk sepanjang hari, lalu hilang selera makan berhari-hari. Selera makan yang hilang biasanya sulit sekali dikembalikan. Mengingat hati sedang mendayu-dayu. Bayang-bayang ketika dimarahi, perasaan tak dihargai, dan perasaan dibuang mengalir begitu syahdu mengiris-ngiris hati sambil merobek-robek kenangan manis yang dulu-dulu, hingga yang tersisa hanya yang pahit-pahit saja. Dan mungkin butuh seribu bujukan agar seseorang yang sedang sepertiku ini kembali makan.
Namun sayang seribu sayang, sejak menjadi anak kost sejati yang hidup sendirian, PMS tinggal PMS. Jika aku tidak makan, tidak akan ada mamak yang akan membujukku. Jadi jika aku sakit, tidak akan ada bapak yang akan memeriksa aku di kamar. Lalu jika aku benar-benar jatuh sakit, tidak ada kakak atau adik yang akan membelikanku obat. Dan jika itu terjadi tiba-tiba, jelas tidak akan ada perbantuan yang akan datang dengan cepat menggantikanku di kantor karena persoalan jarak dan keterbatasan SDM, sehingga tidak ada libur.
Pedih pedih pedih.
Hak PMS ku dirampas sudah. But, who care about the condition?? PMS ya PMS ajah.
Fiktif
posted from Bloggeroid
0 Komentar untuk "Palang Merah Sedunia (PMS)"