Berbahagialah!

Kuliah pada jurusan yang kita senangi adalah sebagian dari kebahagiaan. Punya pekerjaan yang sesuai dengan passion adalah hal yang membahagiakan. Hidup mandiri adalah kebahagiaan.

Tapi kadang kebahagiaan itu seperti awal-awal jatuh cinta. Hanya di awal. Hanya sesaat.

Sesungguhnya bahagia adalah ketika bisa membuat orang lain bahagia. Bahagia adalah ketika sesudahnya tak ada kekhawatiran telah berbuat keterlaluan dengan memboroskan semua uang dan berbicara sembarangan. Atau telah berbuat durhaka pada ketentuan Tuhan.

Hidup sendirian yang kuinginkan telah aku dapatkan. Tapi akhirnya aku kesepian. Akhirnya aku pindah dari satu kos ke kos yang lain agar bisa hidup bersama manusia, bukan hanya dengan handphone atau makanan yang tak sanggup lagi kuhabiskan.

Kuharap tahun ini Kakakku, Dewi, jadi menikah. Agar aku bisa melihatnya berbahagia dan itu akan menjadi kebahagiaan terbesarku tahun ini. Sangat besar. Sangat besar kawan!

Beberapa hari yang lalu aku diberitahu bang frizal, teman seangkatan kerja denganku, bahwa aku boleh menikah kapan saja. Karena di perjanjian kerja terakhir, tidak disebutkan tentang larangan menikah selama setahun. Lalu aku mendebatnya soal surat perjanjian yang pernah kita tandatangani ketika rekrutmen. "Perjanjian baru menghapus perjanjian lama, tenang saja" . "Wah, kok kayak bibel?" Kataku. Tapi ia lulusan hukum dan aku percaya pada kapasitasnya. Aku pun senyum-senyum sendiri. Tidak tahu maksudnya apa. Heh! Malu! Kataku menegur tingkah jelekku itu.

posted from Bloggeroid

0 Komentar untuk "Berbahagialah!"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top