Segenggam cinta Siti (1)

Sudah beberapa kali Siti berpapasan jalan dengan Bang Din. Dan sudah kesekian kalinya Bang Din yang berdagang Emas di pasar kubu itu selalu dalam keadaan tidak melihat Siti yang lewat berlawanan arah dengannya. Bang Din memang sudah berubah sikap sejak Siti menolak menikah dengannya karena alasan masih kuliah dan tidak cinta.

Siti saat ini sedang dekat dengan teman abangnya, Robi. Robi adalah lelaki yang modern dan pintar. Saat ini ia tengah mengenyam pendidikan S2 manajemen marketing di Inggris. Ia mendapat beasiswa dari perusahaan otomotif tempat ia bekerja dalam rangka persiapan dirinya menjadi salah satu pejabat marketing untuk wilayah kerja Indonesia barat. Robi sudah jatuh hati pada Siti sejak ia masih duduk dengan Zul, Abang Siti, di bangku SMA. Dan perasaan itu masih ia simpan dan dibawa hingga ke Inggris. Dan di usia Siti yang sudah beranjak dewasa, Siti mulai memberikan satu tangannya kepada Robi agar cinta Robi tidak lagi bertepuk sebelah tangan.

Siti senang dengan perubahan sikap Bang Din yang sudah tidak lagi mengejar cintanya. Tidak seperti dulu ketika Bang Din sering datang ke rumahnya untuk melobi ayah dan ibu Siti lewat pemberian-pemberiannya. Atau sering menelepon Siti untuk bertanya kabar dan perasaannya. "Duh bang, Siti belum bisa mencintai abang, maaf bang" begitu jawaban Siti setiap kali Bang Din memintanya memberi satu kesempatan.  Dan setiap setelah menutup telepon, Bang Din hanya bisa merasa penolakan adalah bagian dari takdir cintanya. Setengah mati ia mencintai Siti dan berusaha merebut hatinya. Tapi jangankan membalas, satu kesempatanpun tak pernah ia dapatkan. Ia bagai seorang petinju yang tidak diperbolehkan naik ke atas ring. Ia dipaksa menerima kekalahan tanpa melewati sebuah pertandingan.

Pelan-pelan Bang Din pergi dari hidup Siti. Dan baru setengah tahun kemudian Siti menyadari ada yang kosong. Ada yang hilang. Ada yang pergi..

0 Komentar untuk "Segenggam cinta Siti (1)"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top