Sembilan Tahun Kemudian

Tanggal 26 Desember 2013. Sudah sembilan tahun berlalu sejak tsunami 2004 terjadi. Kukira hari ini tidak akan ada. Kukira saat ini aku tengah dicecar pertanyaan-pertanyaan di dalam kubur, sembari dipukul pakai besi. Kukira hari ini aku sedang memohon pada Allah agar dikembalikan ke bumi, agar aku bisa bertaubat atas kesalahan-kesalahanku.

Kenyataannya hari ini oksigen masih lancar keluar masuk paru-paru. Aku masih bisa memperbaiki shalat dan belajar lebih banyak. Hidup hari ini adalah bonus, karena aku pernah sekarat bersama 300.000 jenazah yang takdirnya usai di hari Minggu itu.

Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.

Terima kasih atas kesempatan ini ya Allah. Walau masih saja aku keluar masuk dari ruang taubat ke lubang maksiat. Tapi tentu saja aku hanya ingin pulang kepada-Mu dalam keadaan shalat yang paling khusyu'.

Tsunami adalah kekuasaanmu. Saat engkau menunjukkan sedikit dari keperkasaanmu, hidup terasa tidak punya arti apa-apa. Maka berpedih-pedih saja sekarang, keras saja menempa diri di masa muda, biar saja orang-orang mencela, biar saja tidak sama. Agar kita bisa sukses meraih masa depan, sebuah masa yang tidak ada lagi masa di depannya. Di mana itu? Tentu saja negeri akhirat!

0 Komentar untuk "Sembilan Tahun Kemudian"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top