Menunda Pekerjaan

Setrikaan sudah beberapa hari kutumpuk di atas koper yang berfungsi sebagai lemari. Tiap kali melihatnya, aku hanya memalingkan wajah ke arah kasur, lalu merebahkan diri ke atasnya. Matapun beralih menatap langit-langit kamar atau layar handphone.

Sebenarnya aku malas sekali melihat kamar jadi berantakan oleh setumpuk kain setrikaan itu. Tapi rasa malasku ternyata lebih juara. Sudah berhari-hari aku masih saja tidak menyentuhnya. Apa salahnya meluangkan waktu 20 menit untuk memberesi setumpuk kain yang sedikit itu? Salahnya adalah aku lagi sangat malas.

Rasa malas adalah penyakit yang mengganggu. Tapi ketika hinggap rasanya sangat nikmat untuk dituruti. Berleha-leha di atas kasur sambil bermain game hingga bosan, dilanjutkan membaca artikel di internet adalah bentuk kemalasan yang paling sering kulakukan saat ini. Tidak perlu ada cemilan, jika memungkinkan sebotol air putih dan beberapa permen sudah cukup untuk menghindari dehidrasi. Sehingga durasi bermalas-malasanpun bisa lebih panjang. Alhasil pekerjaan semakin banyak pula yang tertunda.

Kata orang malas harus dilawan, tapi bagiku, nikmati sajalah. Kosan itu bukan kantor. Dan kantor bukan kosan. Aku tidak mungkin berleha-leha di jam kantor. Juga tidak perlu disiplin sekali jika sedang di kosan. Adil? Adil sajalah.. tidak ada yang dirugikan kan? Lagipula nanti juga harus tetap aku bereskan setrikaannya. Tapi nanti.. bukan sekarang. Ya?!

0 Komentar untuk "Menunda Pekerjaan"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top