Adakah kepuasan itu?

Setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda soal puncak kehidupan.

Setiap hari kita berusaha mewujudkan impian demi impian guna memperoleh satu hal : kepuasan. Tapi seolah percuma, karena puas tidak pernah tepat janji.

Tapi manusia tetap tidak percaya. Mungkin di mimpi berikutnya puas akan datang. Kemudian mereka mulai mempersiapkan diri. Mengerahkan segenap kemampuan, berdo'a mati-matian, memaksa Tuhan agar mengabulkan. Dan ketika Tuhan setuju.. puas kembali menebar janji semu. Dia datang sebentar saja, hanya untuk menyiram bibit ambisi baru. "Ah andai saja setelah ini kau bisa meraih itu, sempurna sekali rasanya".

Dan lagi.. kita terperdaya olehnya. Ketika masih TK puncak kehidupan itu adalah nanti ketika SD. Saat di bangku SD, alangkah indahnya jika masuk SMP. Ketika SMP kita begitu bersemangat untuk bisa menjadi siswa SMA. Lalu setelah SMA kita kembali berdarah-darah meraih kursi di universitas, percaya inilah jalan terbaik menuju takdir hidup yang sesungguhnya. Lantas ambisi bekerja datang, menikah, menjadi kaya, punya anak, lagi-lagi-lagi.

Bukan aku tak ingin bermimpi tentang masa depan. Tapi mensyukuri hari ini kurasa jauh lebih penting. Terlalu sombong jika kita meyakini hari ini berhasil kita rengkuh berkat dua tangan kecil kita ini, yang memeluk pohon besar saja tidak sampai. Lalu hari ini menjadi remeh karena ada hari esok yang menurut kita lebih besar.

0 Komentar untuk "Adakah kepuasan itu?"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top