Ijinkan.

Bilapun pilihan telah jatuh.
Namun hati yang berlabuh tertambat di suatu pelabuhan asing.
Tak peduli bahagia atau sengsara nantinya.
Rangkuman dari semua hanya satu, pilihan Sang Pencipta adalah yang paling sempurna.

Tapi bagaimana dengan hatinya?
Apakah kita sebut itu takdir saja?
Supaya logika patah lalu dengannya kita bisa pasrah?

Jangan tanya hati di dalam raga ini.
Tak perlu pedulikan ia.
Meski hanya tersisa remah-remahnya, ia masih kuat mengukir satu senyuman untuk ibu bapaknya.

Tapi bila boleh ada satu peluang. Ijinkanlah.. senyum ini terbangun di atas bahagia.

Sebab siapa tahu, tak selamanya ia kuat.

Tak selamanya ia mampu.

0 Komentar untuk "Ijinkan."

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top