Kehidupan Rumah Tangga versi On the Poc


“Lain kolam, lain pula ikannya”. Itulah kata pepatah yang mengabaikan konsep beli bibit ikan. Karena kalau kolam berbeda diisi bibit ikan yang sama, maka pepatahnya pun menjadi “lain kolam, sama aja ikannya”. Tapi yasudah, pepatah lama itu  memang masih relevan untuk menggambarkan kondisi rumah tangga orang yang berbeda-beda. Berikut beberapa review kehidupan teman-teman saya setelah berumah tangga versi On The Poc.


1.       Navira dan Tgk Aris
Ini dia senior di bidang rumah tangga. Di antara kami, Navira atau Vira adalah yang menikah di usia paling muda, kalau tidak salah di umur 21 tahun. Awalnya navira adalah mahasiswi fakultas pendidikan, dan juga bekerja part time sebagai guru mengaji dan guru privat, namun karena penyakit lambung yang dideritanya kian parah, dia kini berhenti bekerja. Soal kuliah juga sudah dipasrahkan pada tangan Pak Rektor. Ditinggal begitu saja -___-  Suaminya yang sebenarnya punya otak mentereng juga punya kasus menelantarkan kuliah lantaran sibuk cari duit, tapi Alhamdulillah lulus juga setelah menikah, yakni di detik-detik petugas TU hendak mengetik namanya di daftar Drop-Out. Upss.. Kabar gembiranya adalah, keluarga muda ini kini sudah punya anak perempuan yang cantik sekali >,< . Jadi sekarang Vira memilih menjadi ibu rumah tangga saja, mengurus suami dan anak. Sepertinya ketika besar anak kalian akan menjadi Rektor Universitas. Hehehe.. :D

2.       Kak Lya dan Papi Irul
Walau Kak Lya alias Bubu lebih tua satu tahun dari Papi Irul, tapi ketika jalan berdua, sungguh Papi Irul seperti mau ngantar anaknya ke sekolah SD. Bubu memang imut sekali pemirsa, ditambah bodi yang kini sudah kurus dan sepeda lipat warna ijo hadiah Papi Irul. Entahlah sepatunya homiped atau bukan, jangan tanya saya. Lanjut, setelah menikah Bubu resign dari pekerjaannya yang seorang dosen. Bubu pun terbang ke Cilegon mengikuti sang suami yang seorang mario bross, maksudnya enggineer di Pabrik Pipa. Berbekal kemampuan memasak yang hebat, Bubu dengan mudah mendapatkan pekerjaan baru, yakni seorang koki di rumah Papi Irul. Muahaha... :V  Ya, bubu juga memilih menjadi ibu rumah tangga sekarang ini. Senang sekali dia pemirsa, gaji penuh kerja cuma goreng-goreng ikan di dapur. Kelebihan lainnya adalah dia bebas dinas pake daster, serta kini sedang merayakan mesin cuci baru di sana. Satu lagi, di sana tidak ada lagi orang yang mengomel jika dia memanggil Papi Irul tanpa sebutan “Abang”. Huftt...

3.       Cuty and Bang Doel
Cuty juga sama seperti Bubu, terpaut satu tahun lebih tua dari suaminya. Who care coba. Yang penting kan ngopi. Lahhhh... iya Cuty dan Bang Doel memang kompak sekali soal ini. Warung Kopi memang punya sejarah sendiri buat mereka berdua. Mulai dari acara ngopi bareng pas jaman pedekate, menikmati download gratis via wifi warung kopi, sampai mengisi formulir pernikahanpun dilakukan di warung kopi, ekstrim sekali.
Ketika menikah Bang Doel masih berstatus Dokter Muda yang lagi co-ass. Tapi tidak apa, Cuty ini tipe istri yang tidak banyak permintaan. Biaya hidupnya sangat irit karena hidupnya baru dimulai di jam 11 pagi. Yess.. dia juara bangun siang. Suami yang pengertian adalah suami yang gak recok soal hal-hal yang gak begitu prinsipil. Saya setuju. Dan suami Cuty santai saja dengan kebiasaan istrinya tidur pagi. Pasangan ini juga sangat kompak soal kerjaan. Pernah suatu pagi sekitar jam 12 kami ke rumah Cuty, kami sudah janjian mau ke kondangan. Bang Doel yang membuka pintu. “Cepatlah bang nanti kita telat” kami mengeluh kesal karena Bang Doel terlihat masih belum dandan. “Eh salahin Cuty, dia masih tidur tu, Abang udah kerja, baru siap nyuci baju”. Mendadak aku dan teman-teman terbelalak.. pantas saja Cuty melupakan visinya menikah di umur 30 tahun ke atas. Pantas dia mau-mau saja diajak Bang Doel menikah di umur 26. Toh tidak ada yang perlu dirubah setelah menikah. Dan saya agak iri waktu itu. Muahahaha... Soal aktifitas ekonomi, Cuty ini tergolong rajin, walaupun dia udah gak kerja kayak dulu, dia masih mau bikin-bikin kue atau nasi gurih jika ada order. Cuty bukan tipe perempuan berbiaya tinggi, dia masih punya Kiki adiknya yang bisa minjamin pashmina atau sendal bagus, juga masih cukup dengan jajan lima ribu di warkop. Soal biaya makan, tenang saja, Allah pasti kasih jalan. Sudah ya kalau bahas dia memang lama abisnya. Lagian jam segini yang dibahas juga palingan masih tidur.

4.       Kak Iyun dan Abang XY
Baru saya sadari bahwa saya tidak tahu siapa nama suami Kak Iyun -___-“ aduh. Sesuai kromosomnya, sebut saja Abang XY. Kak Iyun dan Abang XY menikah karena dijodohkan oleh keluarganya. Kak Iyun yang sedari TK bercita-cita punya anak kembar ini kini tengah hamil! Ya.. baru nikah udah langsung dungg. Berkah sekali. Kondisi mereka agak berbeda dengan tiga senior di atas, Kak Iyun dan suaminya terpisah jarak, Kak Iyun di Banda, dan Abang XY di Bireun. Faktornya sudah bisa ditebak : pekerjaan. Huhuhu... Semoga bisa cepat bersatu ya...

Kesimpulannya menikah bukan puncak kehidupan, karena setelahnya hidup akan kembali bergulir seperti biasa. Menikah bukan pula sebuah surga, tapi menikah bisa membuka sebuah jalan menuju ke sana. Seperti kata ustadz Felix Siauw, karena menikah adalah ibadah yang paling lama. Insya Allah..
0 Komentar untuk "Kehidupan Rumah Tangga versi On the Poc"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top