Selamat ulang tahun mamak II

Dear mamak yang cantik. Ini udah di kosan. Tapi udah beli ikan juga sehabis dari kantor tadi. Nah ikannya harus segera dimasak.

Singkat saja kalau begitu ya mak..

Mamak, tidak seharipun terlewati tanpa mengingatmu. Walau hanya sekejap. Walau hanya ketika berusaha mengingat bumbu masak apa yang mungkin terlupakan tiap memasak. Di situ tetap saja aku mengingatmu. Karena hadirmu wajib berkolerasi dengan semua segmen hidupku. Bahkan setiap kali aku melihat bedak tabur. Mamak kan selalu pakai bedak tabur saat hendak tidur. Tiap mencium aroma lotionku yang mereknya sama dengan bedakmu. Tiap kali kulihat ke cermin pun kadang aku berusaha mencari kemiripan kita. Sebab kata orang-orang aku ini mirip bapak. Masa iya mak?

Mamak, dalam do'a aku selalu memohon kepada Allah agar hati mamak tenteram. Juga langkah mamak sampai ke tanah suci. Itu kan cita-cita mamak sejak lama. Agar sempurna rukun iman mamak.

Mak, masakanku belum bisa seenak masakan mamak. Aku juga belum bisa sabar seperti hati mamak. Hati mamak yang penuh cinta. Mamak kadang marah, tapi senakal apapun kami,sekecewa apapun mamak oleh kami. Mamak selalu menjadi tempat kami untuk pulang, anak-anakmu yang bandel.

Mak.. dari kecil kan kami ini sudah bandel. Sering memecahkan kaca meja, memecahkan piring, gelas, juga guci-guci. Sampai-sampai mamak memutuskan membeli piring melamin buat kami. Dan ajaibnya itupun pernah kupecahkan juga. Mamak sampai tidak habis pikir. Tapi aku menjawab "namanya juga piringnya jatuh, kan bukan sengaja". Lalu mamak tidak pernah benar-benar marah. Kecuali hanya sebentar.

Sementara teman-temanku, mereka akan dimarahi habis-habisan, bahkan ada yang sampai dipukul.Suatu hari aku pernah bertanya tentang perbedaan perlakuan antara mamak temanku dan mamak, "mak, kenapa mamak gak marah walaupun kami sering pecahin barang?" Lalu mamak jawab "jadi kita pukul anak kalau barang pecah?!" Sebuah pertanyaan retoris yang artinya barang apapun tidak lebih berharga dari pada anak.

Mak, itu pelajaran penting. Segeram apapun ketika barangku dirusak oleh adek nabila. Seperti celakku yang habis dipakainya menulis buku, bedakku yang ditabur di seluruh lantai kamar, eyeshadow baruku yang hancur lebur, atau bahkan CD foto-foto pentingku yang rusak sebab dijadikan mainan olehnya. Aku sekuat tenaga berusaha menahan diri dari memaki atau memukulnya. Karena seperti kata mamak, barang yang rusak ya sudah, orangnya jangan dipukul.

Oke mak. Mamak semakin luar biasa. Istri yang setia dan sangat berbakti. Mamak yang sangat sabar. Mamak tetap bukan mamak terbaik sedunia. Mamak tetap punya kekurangan. Tapi bagiku, mamak tetap nomor satu.

Udah ya mak... dek uni masak dulu. Makasih udah panggil dek uni anak yang shalehah. Berkat do'a mamak.

Dek uni sayang mamak, cinta mamak selamanya. Bapak juga.
Cium sayangnya nanti kalau dek uni pulang :)

0 Komentar untuk "Selamat ulang tahun mamak II"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top