Luka

Seolah tinggal ia sendiri di dunia ini.
Seperti anak-anak piatu yang menatap pintu kosong menganga.
Berharap seseorang kembali masuk dari sana.

Seorang ibu yang kembali pulang.
Menghibur hatinya seperti dulu.
Bahwa kemiskinan tak akan membunuh kita.
Dan ayah pergi karena sudah waktunya.
Santun pekertimu harus kau jaga.
Jujurmu menentukan engkau jadi siapa.

Mata abu-abu itu kembali berkaca-kaca.
Terbayang lagi saat ibunya berpeluh.
Menjadi buruh sawah yang berlelah-lelah lusuh.

Hari ini aku melihat luka di sana.
Di matanya yang kerap berkaca-kaca.
Hatinya ikhlas tapi pedihnya sama.
Nafasnya lelah
Hatinya risau akan jalan ibunya yang tak lagi terlihat.

Lantunan ayat-ayat Al-Qur'an penuh harap diulur panjang.
Do'a-do'a dipanjatkan.
Hatinya berbisik rendah.
"Ampuni ia.. ampuni ia.."

Saat ibu yang menemaninya dari lahir hingga tua pergi..
Ia seperti piatu yang sendiri.

Calang, 2014
Dedicated for my father, please smile, I need it :)

0 Komentar untuk "Luka"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top