Aku dan Hujan

Setelah sengat matahari hadir puluhan hari lamanya. Mengeringkan rumput-rumput di pinggir jalan hingga air sumur tetangga. Hujan akan datang kemudian. Membawa kesejukan memang, tapi melarang kita pergi bersenang-senang.

Hujan, mengapa engkau sering datang terlambat? Saat lumpur tempat katak hibernasi telah memanggangnya hingga mati..

Mengapa engkau senang sekali membatalkan janji orang-orang? Membuat mereka memilih tidur atau merebus mie instan yang tidak sehat untuk disantap?

Mengapa engkau senang sekali merusak hubungan sepasang kekasih dengan membangkitkan memori masa lalu??

Hujan, memandangmu turun dari balik kaca jendela hanya menyiksa batinku. Aku harus keluar ketika melihatmu. Kita harus bertengkar. Kita harus bergumul hingga puas.


0 Komentar untuk "Aku dan Hujan"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top