Untuk Anakku

Hampir delapan bulan engkau kubawa-bawa dalam perutku sayang. Engkau ikut berbaring setiap aku berbaring, kadang perlu kuganjal sedikit dengan bantal perutku yang ada engkau di dalamnya agar bisa tidur sedikit lebih nyaman. Ke kantorpun kau ikut, ke pasarpun kau ikut, ke kamar mandi, ke rumah sanak saudara, ke manapun.. ke manapun engkau kubawa.

Setiap hari kunanti-nanti saat kita kelak bertemu, kutebak-tebak engkau akan mirip siapa. Akan kah hidungmu mancung seperti mamak, ataukah matamu akan secipit ayah.. Kudengar-dengar anak lelaki akan mirip ibunya, tapi dari yang kulihat-lihat ternyata tidak juga.

Di akhir semua pertanyaan tentang bagaimana rupamu kelak, mamak senantiasa berdo'a dalam hati semoga akhlakmu mulia bagaimanapun hidung dan mata yang Allah kehendaki untukmu.

Nak, sungguh mamakmu ini adalah wanita yang memiliki banyak kekurangan sejak dulu hingga kini. Namun hatinya selalu berdo'a agar anaknya kelak menjadi orang yang shaleh. Tak larut dalam hingar bingar dunia yang sementara. Kuharap engkau memiliki kebeningan hati dalam menyisir setiap sisi jalan kehidupan, mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah atas dasar keimanan.

Nak, sungguh ketika orang tua yang telah melewati waktu yang panjang berkata hidup ini rasanya sebentar, kita akan sangsi. Tapi percayalah, ambil pelajaran dari apa yang ia katakan dan jangan mencemoohnya. Karena jika kesangsianmu engkau ke depankan, kelak engkau akan mengulangi kesalahannya. Menyia-nyiakan masa mudamu hanya untuk berkata hidup ini memang hanya sebentar pada akhirnya..

Nak, tak ada kesenangan di dunia ini yang akan kau rasakan terlalu lama. Setiap kesenangan hanya akan singgah di hati beberapa saat saja. Ia akan berganti duka dan luka. Maka jangan rasa senang yang kau cari. Tapi carilah ketenangan sayang.. dengannya hatimu akan tentram. Sungguh tak ada ketenangan bagi hati yang lalai dari mengingat Allah.

Duhai pelita hatiku. Teguhkan hatimu ketika engkau benar. Namun jangan merasa diri paling benar. Kuatkan hatimu atas ketaatan meskipun pahit, tapi jangan kau pandang sebelah mata ketaatan orang lain. Ingat nak, berusahalah menjadi orang baik, tapi jangan pernah berpikir engkau adalah yang paling baik. Kejernihan hati tidak dimiliki oleh orang-orang yang sombong.

Do'aku untukmu di sepanjang hayatku. Kuharap pula do'amu untukku setelah habis sisa hayatku.

0 Komentar untuk "Untuk Anakku"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top