Kami Tumbuh Bersama

Usia suami yang hanya selisih satu tahun lebih tua awalnya sempat membuat mamak saya keberatan. Katanya rawan pertengkaran karena egonya masih sama-sama tinggi. Sebaiknya mencari lelaki yang umurnya lebih tua, tiga atau lima tahun. Tetapi waktu itu saya membela diri dengan mengatakan tua belum tentu dewasa. Banyak juga pasangan yang beda 10 tahun berakhir perceraian. Juga tidak kurang dari itu jumlah pasangan muda yang akhirnya kandas gara-gara ego.

Mamak tidak salah. Tapi keputusan kami menikah juga masih bisa kami pertanggungjawabkan hingga hari ini. Benar memang kami masih seperti anak muda. Kami masih menghayalkan cita-cita kami masing-masing.

Pernah saat lebaran idul adha tahun 2015. Kami merayakannya dengan pulang ke Subulussalam, kota di mana suami dulu tinggal dari kecil hingga dewasa. "Bang di pendopo walikota ada open house gak?" Tanyaku. "Ada, mau pergi?". Aku yang sedang hamil 7 bulan kebetulan ingin sekali makan lontong lebaran, seperti kebiasaan lebaran di Banda Aceh dulu. "Yuk lah bang, pengen lontong, sekalian lihat-lihat pendopo, nanti waktu abang jadi walikota kan di situ juga kita tinggal." Kataku berkelakar. Suamikupun tertawa dan akhirnya kami ke sana dan makan sepuasnya. Kami masih menyukai gratisan, juga masih sama-sama senang jadi mafia konsumsi. Ah, teringat waktu masih sama-sama jadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa.

Melanjutkan kuliah master, menikmati jalan-jalan, suami menjadi orang kaya dan saya resign lalu jadi ibu rumah tangga. Hal-hal seperti itu masih lebih sering kami bahas ketimbang soal kredit mobil atau KPR rumah. Malah kadang-kadang kami masih memikirkan dimana bisa nebeng makan siang :D

Umur bukanlah kesalahan, tapi melupakan bahwa kita saling mencintai adalah kesalahan. Bukan tema perbincangan yang melahirkan pertengkaran, tapi kesombonganlah apinya. Seandainya suami mengingat bahwa perempuan adalah tulang rusuk yang bengkok. Dan istri mengingat bahwa suami adalah orang yang akan menundukkan surga baginya. Insya Allah duri-duri dalam rumah tangga akan se-menyenang-kan lagu duri-duri dam dam semata... #apasih

Kami hanya anak muda yang tumbuh bersama. Masih dengan pikiran dan kenakalan yang sama, namun dengan tanggung jawab orang dewasa.

0 Komentar untuk "Kami Tumbuh Bersama"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top