Tetangga

Mamak dan Bapak. Saya saksinya, bagaimana dua orang tua Saya ini begitu dibutuhkan warga desa Saya.

Untuk rapat desa, kehadiran Bapak sangat diharapkan semua peserta rapat, bahkan keuchik sekalipun. Beliau adalah orang yang bijaksana, cemerlang, dan disegani.

Mamak Saya lebih multitalenta lagi. Untuk urusan masak-memasak hajatan, orang meninggal dunia, wirid, panggilan pelatihan dari pemerintah atau NGO, bahkan caleg yang mau mencari suara, maka Mamak lah orang pertama yang dihubungi.

Saya melihat para tetangga yang antusias datang ketika hajatan digelar di rumah kami. Ketika ibu saya sakit. Ketika tahu keduanya mau berangkat haji. Bahkan untuk tetangga yang usianya terpaut jauh, seumuran anak Mamak, mereka pun begitu akrab.

Saya iri.

Saya seorang sarjana, punya pekerjaan, sudah berkeluarga, tapi saya tidak dibutuhkan di sini, di lingkungan saya, di desa saya tinggal.

Saya cuek, saya dicueki.

Saya malu.

0 Komentar untuk "Tetangga"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top