Telat Pulang

ilustrated, source : Google
Kehidupan tak selalu berjalan mulus, adakalanya masalah pelik melanda. Hari ini sebuah masalah besar harus saya selesaikan di kantor. Sedemikian peliknya sampai-sampai saya meminta bantuan rekanan notaris untuk ikut berunding dengan salah satu klien. Ya klien di kantor saya hari ini mau membatalkan akad yang sudah saya cetak dan tidak mungkin dibatalkan. Nilainya ratusan juta rupiah! Saya dan rekan kerja saya bisa mendapat petaka jika dia kekeuh membatalkan. Masalahnya di akad, dia belum tanda tangan, tapi di sistem semua akad sudah aktif begitu perjanjian dicetak.
Kurang dari satu jam menuju buka puasa, kami memohon bantuan agar sang notaris ikut membantu kami berunding. Kami sampaikan siap rugi dengan uang sendiri, demi memberi potongan harga jika klien itu kekeuh minta tambahan potongan harga, dan sang notaris, sahabat kami sebut saja Bang Jack dengan maksud menolong kami mengatakan "yaudah kalau memang dia masih keberatan, kalian potong aja jasa Abang, gak usah bayar, yang penting kalian lepas dari masalah". Saya dan rekan kerja saya sangat terharu mendengarnya, kami menangkap ketulusan dari kata-kata beliau. Ah.. tidak tahu rasanya harus berterima kasih bagaimana lagi. Padahal saat kami minta tolong itu, beliau baru saja kembali dari menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan menempuh perjalanan satu jam! Dia sebenarnya sangat lelah dan berencana tidur. Tapi demi menolong kami, dia rela ikut menjumpai klien.
Semoga Allah memberikan jodoh terrrrrbaik buat bang Jack, semoga Allah berikan taufiq dan hidayah kepadaNya.
Seharian ini saya hanya bertemu satu jam dengan anak saya, di jam istirahat. Menjelang ashar, dengan prediksi saya akan terlambat pulang, saya minta Buk Sari, pengasuh anak-anak, untuk pulang saja dengan membawa anak-anak bersamanya. Takdir Allah suami saat ini sedang tugas di luar kota.
Seharian pikiran saya penuh dengan beban. Wajah saya berminyak. Pori-pori saya membesar seperti kumpulan sumur minyak tak terurus. Saya terlihat letih, tua, merana, saya palingkan pandangan saya dari cermin yang ada di ruang kerja para karyawati di kantor notaris itu. "May.. Jadi keluar keriput gara-gara masalah hari ini" ujar saya kepada Maya, sahabat dan rekan kerja saya. Maya terbahak. "Makanya jangan lupa pakai anti a*jing" ujarnya sengaja mempelesetkan kata.
Menjelang maghrib urusan dengan klien selesai sebagian. Walau besok masih ada PR. Bang Jack mengajak berbuka di kafe dimsum yang baru buka. Saya dan Maya langsung setuju. Akhirnya kami makan di sana. Seharian ini Maya bahkan tidak bertemu dengan putri kecilnya yang masih menyusui, sama seperti saya. Saya yakin dia merasa bersalah. Seperti halnya saya, asi saya sudah penuh dan sakit. Artinya ada hak anak yang sudah tertunda sekian lama. Dan anak saya yang pertama, abang umar, apa lagi yang saya dapat berikan kepadanya nanti.
Selesai berbuka, kami saling pamit, saya bergegas menjemput anak-anak di rumah Buk Sari. Saya gendong Mazaya, Umar duduk di belakang memeluk saya erat. Kami jumpai beberapa ibu-ibu tetangga yang bermukena hendak menuju mesjid untuk shalat tarawih. "Dari mana malam-malam toh?" Tanya salah satu ibu tetangga. Tersirat beliau prihatin melihat saya yang masih dengan seragam kerja, pulang dengan anak-anak di gendong dan digandeng, malam-malam. Bertemu dengan ibu tetangga yang lain, dia juga memandang terperangah, mengajukan pertanyaan serupa. Yang saya jawab sekedar lewat.
Masya Allah..
Di kafe dimsum, ketika menuju tempat sholat, saya peluk pundak Maya sambil menepuk-nepuknya. "Jangan pernah lupakan persahabatan kita yang bagai kepompong. Kita bersama dalam keadaan sangat susah. Tidak ada pimpinan cabang turun membantu. Jangan lupakan ya" Maya tertawa renyah, mengaminkan semua kata-kata saya.
Saya terus berusaha tegar menghadapi setiap persoalan yang datang. Ini bukan kali pertama. Tapi kali ini saya hampir meneteskan air mata saat menjelaskan kepada klien. Saya lelah sekali. Saya menghadapi risiko finansial yang sangat tidak berimbang dengan pendapatan saya. Satu kerugian seperti ini bisa membangkrutkan saya seketika. Menghabiskan semua simpanan saya selama kerja bertahun-tahun. Bahkan mungkin masih menyisakan hutang ke depannya.
Kepada Allah saya berdo'a, kepadaNya saya berpasrah.
0 Komentar untuk "Telat Pulang"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top