Waria Yang Mengetuk Hatiku

Filipina adalah salah satu negara yang menawarkan banyak sekali wisata alam yang indah. Negara kepulauan ini memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Suatu daerah yang sering dikunjungi banyak turis asing sepanjang tahun tentu melahirkan fenomena unik di daerah tersebut.

Salah satu fenomena yang terjadi di sana adalah kemiskinan yang berujung pada prostitusi anak di bawah umur. Kehidupan ekonomi yang memprihatinkan dan tingkat pendidikan yang rendah, memaksa banyak gadis di bawah umur untuk bekerja di bar-bar maupun karaoke. Mereka bekerja melayani hawa nafsu para pengunjung baik lokal maupun bule asing, bahkan prostitusi online juga banyak terjadi di sana.

Dalam salah satu film dokumenter yang dipublikasikan RT Documentary berjudul 'fallen angels : the true cost of sex tourism : Philippine's fatherless kids', terdapat suatu permukiman padat penduduk yang memiliki banyak sekali anak-anak tanpa ayah. Uniknya mereka rata-rata berwajah campuran lokal filipina dan bule. Ada yang amerika, australia, hingga kulit hitam. Mereka semua adalah anak-anak dari para ibu muda yang bekerja sebagai pekerja seks komersial.

Dalam salah satu cuplikan, ada satu anak laki-laki berwajah setengah bule, sangat tampan. Usianya kira-kira 12 tahun. Dia dipelihara oleh seorang waria tua. Karena ketika dilahirkan, ibunya masih sangat belia, sehingga dia diberikan kepada salah satu waria di sana. Dalam tayangan tersebut si waria merasa sangat kasihan kepada si bayi, dia berjanji akan menjaga sang anak sebagai anaknya sendiri.

Sang waria yang tadinya berprofesi sebagai pekerja salon sampai memutuskan berhenti bekerja demi untuk menjaga 'anaknya' tersebut. Terlepas dari ia seorang waria, saya kira dia memiliki hati yang tulus. "Saat ini saya hanya menunggu pelanggan di rumah, biarlah penghasilan saya tidak seberapa, yang penting saya bisa setiap hari mengawasi dan menjaga anak saya." Demikian ungkapnya.

Apa yang ditanam itulah yang dituai. Meski si anak yang sudah beranjak remaja sering merasa malu memiliki orang tua angkat waria, tapi dengan berlinang air mata dia mengakui bahwa dia sangat menyayangi sang waria. Sebab dia menyadari atas kasih sayang dan kerja kerasnya lah ia dibesarkan.

Saya merasa tertampar melihat tayangan tersebut, seorang waria mengurus anak orang lain bisa demikian tulusnya. Rela hidup sederhana dengan sebuah kursi kayu tua di halaman rumah, memangkas rambut orang-orang miskin yang hanya sanggup membayar murah. Hanya demi bisa tetap menjaga anak orang lain yang ditinggalkan. Bagaimana mungkin saya, kita, orang tua kandung, yang mengandung dan melahirkan dengan susah payah, tidak resah meninggalkan anak-anak kita dalam pengasuhan orang lain. Padahal suami kita juga masih bisa memberi kita nafkah yang cukup. Wallahu'alam..

0 Komentar untuk "Waria Yang Mengetuk Hatiku"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top