Mamak Yang Berubah

Astaghfirullah
Sepertinya kalimat istighfar ini yang harus banyak saya ulang-ulangi ke depannya. Memohon ampun pada Allah atas ketidaksabaran saya akhir-akhir ini pada anak-anak. Ya.. belakangan saya sering sekali marah-marah pada anak. Entah saya yang sudah kurang sabar, entah anak-anak yang sekarang sudah bertambah kepintarannya sehingga tidak mau langsung patuh pada kalimat-kalimat saya. 

Lelah

Bulan ini kami pindah rumah lagi, bersyukur rasanya banyak saudara yang ikut menolong. Dengan kondisi saat ini sedang hamil tiga bulan, saya menjadi sangat mudah lelah. Sehingga walau sudah banyak yang turut membantu, tetap saja segunung pekerjaan mesti harus saya kerjakan sendiri. Tanpa mengurangi pekerjaan rutin harian seperti belanja, mencuci piring dan baju, menyiapkan makanan, sampai menyuapi anak-anak makan yang memang lagi pada susah makan, sehingga harus super sabar dan telaten sekali memberi makan mereka. 

Kurang pegawai

Setelah segala kelelahan itu, sejak pegawai toko kebab kami mengundurkan diri karena kesibukannya yang lain, saya juga harus ikut pasang badan berjualan. Nah ini bagian yang sebenarnya membuat semua kelelahan menjadi klimaks. Saya tidak bisa tidur malam cepat. Bagi saya yang dalam kondisi super lelah, tidur cepat adalah hal yang sangat saya butuhkan. Makanya ketika harus ikut berjualan, pulang sudah kemalaman, anak-anak bermain sebelum tidur. Itu adalah saatnya bom emosi saya harus meledak. Ya. Saya tidak bisa menahan ngantuk, jika ngantuk maka saya akan sangat emosional.

Jangan memarahi anak

Kalimat ini selalu saya usahakan menjadi nasehat diri setiap hari. Saya pikir karena belakangan ini saya sering marah-marah, anak-anak saya menjadi tidak patuh lagi seperti dulu. Atau mungkin saya sekarang kurang do'a kepada Allah. Ya Rabbi baikkanlah akhlak anak-anak hamba.. ampuni lah diri hamba yang sudah menjadi ibu yang pemarah.

Abang Umar mengeluh..

Sampailah pada puncak kesedihan, abang umar pun mengutarakan isi hatinya. "Mamak sekarang berubah, kerjaan mamak setiap hari marah-marah, dulu mamak tidak begitu, wajah mamak berubah" saya paham.. dulu kami sering bercanda dan tertawa, belakangan saya sibuk mengurus urusan rumah. Merapikan sana sini setiap hari. Sibuk dan tidak sempat bermain dengan anak. Ditambah suami yang juga sedang padat sekali di kantor, sehingga tidak bisa terlalu diganggu. Wajah saya menjadi selalu serius, dan jarang tertawa. Itulah wajah mamak berubah yang dimaksud Umar, karena saya tidak berubah menjadi jerawatan atau bertambah jelek 'kata' cermin di kamar. 

Selanjutnya apa?

Seperti biasa, berusaha sabar lagi. Setiap hari, hanya itu saja. Karena saya memang pada dasarnya banyak unsur api. Tapi dulu cukup berhasil dikendalikan. Tapi belakangan 'dibensini' oleh beberapa bumbu-bumbu kehidupan, kelelahan, hormon yang berubah karena hamil, kurang liburan, dan mungkin juga kurang memperhatikan kebahagiaan diri sendiri. Biasanya saya sering membahagiakan diri dengan makanan bernutrisi baik, bagi saya makan yang bernutrisi membuat batin saya merasa baik, diperhatikan dan disayang. Kadang saya juga kepingin makan makanan tertentu, dan saya masak sendiri. Ya saya lebih suka membuatnya sendiri, walau kadang-kadang ya beli juga, rasanya itu menjadi healing dari stres harian yang cukup efektif bagi saya. Tapi sekarang saya hanya memendam mendam keinginan-keinginan saya, karena tidak sempat dan juga tenaga yang tidak memadai. Setiap saat kepingin makan rujak, ya sudah saya beli saja. Tapi kadang-kadang itu juga tidak tercapai. Namanya saja hidup, kadang keinginan sesederhana minum es cendol juga bisa gak kesampaian berminggu-minggu. 

#bumilmemangribet.
0 Komentar untuk "Mamak Yang Berubah"

Do'aku di Malam Ramadhan

Ya Allah  Saya mohon maaf sekali meniru dakwahnya Gus Baha yang saya nonton di youtube dalam berdo'a ala salah satu sahabat. Kebetulan s...

Back To Top